Gap penelitian (research gap) adalah celah atau kekosongan pengetahuan yang ditemukan dalam kajian suatu bidang, di mana topik atau masalah tersebut belum pernah atau belum cukup diteliti secara mendalam, sehingga memerlukan penelitian baru untuk mengisinya.
Dalam konteks akademik, gap penelitian biasanya ditemukan melalui tinjauan pustaka (literature review) yang sistematis, dengan cara:
- Mengidentifikasi apa yang sudah diteliti: memahami teori, temuan, dan metodologi yang telah digunakan oleh penelitian sebelumnya.
- Menemukan batasan penelitian sebelumnya: misalnya, keterbatasan sampel, wilayah, teori, atau pendekatan yang digunakan.
- Mengamati masalah yang belum terjawab: pertanyaan penelitian yang belum diungkap, variabel yang belum diuji, atau fenomena yang belum dikaji pada konteks tertentu.
Jadi, GAP akan secara jelas menguraikan tentang kekosongan pengetahuan, dan akan berfungsi sebagai berfungsi sebagai alasan utama mengapa penelitian perlu dilakukan.
Jenis-Jenis Gap Penelitian
Untuk membantu menemukan Gap dalam penelitian, kita perlu tahu jenis-jenis Gap penelitian. Jenis ini dipisahkan, untuk memetakan sifatnya, yakni:
| Jenis | Keterangan |
|---|---|
| Gap Teoritis | Teori yang ada belum menjelaskan fenomena secara memadai atau terdapat kontradiksi antar teori. |
| Gap Konseptual | Konsep atau variabel yang belum terdefinisi atau dikaji secara jelas. |
| Gap Konteks | Penelitian belum dilakukan pada wilayah, budaya, atau kelompok tertentu. |
| Gap Metodologis | Metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya memiliki keterbatasan atau belum menggunakan pendekatan yang lebih relevan. |
| Gap Empiris | Kurangnya bukti atau data yang mendukung klaim pada penelitian terdahulu. |
Misalnya, banyak penelitian membahas efektivitas model pembelajaran berbasis proyek pada pendidikan umum, tetapi belum ada penelitian yang menguji efektivitasnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di madrasah aliyah di daerah pedesaan.
Itulah gap penelitian, yakni celah yang dapat diisi oleh penelitian baru.
Langkah Menyusun Gap Penelitian
Sering mahasiswa yang sedang tugas akhir, bertanya: Bagaimana membuat Gap Penelitian dalam skripsi?
Bagian ini, akan dibahas secara teknis, tentang bagaimana menyusun Gap dalam penelitian Anda.
- Lakukan Pencarian Literatur yang Luas
Gap biasanya dimunculkan dalam kajian teori/ literatur. Langkah pertama ini, adalah mencari literatur yang luas, untuk menemukan Gap. Gunakan Database ilmiah, seperti: Google Scholar, DOAJ, Scopus, SINTA, ScienceDirect, atau yang lainnya.Tehniknya: Saat mencari literatur, gunakan kata kunci spesifik, atau dapat menggunakan tehnik Boolean operator (AND, OR, " "). Contoh: "project-based learning" AND "Pendidikan Agama Islam".
- Ringkas Temuan Penelitian Terdahulu
Buat tabel sederhana yang memuat: Penulis & Tahun, Tujuan Penelitian, Metode, Konteks, Temuan, Keterbatasan. Tujuannya untuk melihat pola dan kekosongan secara cepat.Ini bukan untuk dituliskan di dalam skripsi, melainkan di dokumen khusus, untuk menemukan Gap Penelitian.
- Analisis Pola & Keterbatasan
Setelah semua data dari beberapa penelitian itu terkumpul, selanjutnya kita menganalisis pola & keterbatasannya. Biasanya, Saya menganalisis dengan memperhatikan beberapa hal, seperti:
- Apakah topik sudah banyak diteliti, tapi pada konteks berbeda?
- Apakah metode yang digunakan selalu sama, sehingga perlu pendekatan baru?
- Apakah sampel penelitian hanya di wilayah tertentu?
- Apakah ada perbedaan hasil penelitian (hasil kontradiktif)?
- Formulasikan Gap dalam Bentuk Pernyataan
Gunakan pola 3 bagian:
- Apa yang sudah ada: "Penelitian sebelumnya telah membahas …"
- Apa yang belum ada: "Namun, belum ada penelitian yang mengkaji …"
- Apa yang akan dilakukan: "Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk …"
Contoh:
Penelitian sebelumnya telah mengkaji efektivitas project-based learning pada mata pelajaran IPA di sekolah perkotaan. Namun, belum ada penelitian yang menguji penerapan model ini pada pembelajaran PAI di madrasah aliyah di daerah pedesaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas project-based learning dalam konteks tersebut. - Validasi Gap
Pastikan:
- Gap benar-benar belum diisi oleh penelitian lain (cek lagi literatur terbaru 1–3 tahun terakhir).
- Gap punya relevansi praktis dan akademis (berguna bagi pengembangan teori & praktik lapangan).
Jika sudah melakukan semua langkah di atas, maka GAP penelitian akan lebih mudah tergambar. Dan dengannya, penulis dapat membangun deskripsi yang lebih baik dan mudah dipahami, untuk menggambarkan kekosongan pengetahuan.
Dalam penulisan akademik, bagian latar belakang atau tinjauan pustaka biasanya diakhiri dengan penjelasan gap. Ini membuat pembaca (atau reviewer) paham kenapa penelitian Anda penting.