Apa Itu indeks-h dan indeks-i10 di Google Scholar

Google Scholar menggunakan h-indeks dan indeks-i10 sebagai matriks dalam mengukur dampak dan pengaruh ilmiah dari seorang peneliti. Mari kita ketahui.
Reza Noprial Lubis
H-Index dan i10-index Google Scholar

Indeks-h (h-index) adalah sebuah metrik yang digunakan untuk mengukur produktivitas dan dampak ilmiah seorang peneliti atau akademisi berdasarkan jumlah publikasi yang telah mereka hasilkan dan seberapa sering publikasi-publikasi tersebut dikutip oleh peneliti lain. Google Scholar menggunakan matriks ini untuk mengukurnya, dan menjadikan matriks ini sebagai perhitungan yang benar-benar menjadi acuan banyak orang. Halaman ini akan menjelaskan kepada Anda, tentang bagaimana h-indeks itu dihitung.

Mengenal h-indeks Google Scholar

Indeks-h didefinisikan sebagai jumlah artikel ilmiah yang memiliki setidaknya h kutipan. Dengan kata lain, seorang peneliti dengan indeks-h = h berarti peneliti tersebut memiliki h artikel yang masing-masing telah dikutip oleh orang lain setidaknya h kali. Anda dapat melihatnya pada bagian Sidebar (samping kanan) dalam tampilan dekstop di akun Anda. Jika Anda belum memiliki akun, pelajari cara membuat akun Google Scholar.

Indeks-h pertama kali diperkenalkan oleh Jorge E. Hirsch, seorang fisikawan asal Amerika, pada tahun 2005. Hirsch memperkenalkan metrik ini dalam sebuah artikel berjudul "An index to quantify an individual's scientific research output" yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Karenanya terkadang di beberapa forum, index ini dikenal dengan Hirsch index atau Hirsch number.

Sejak diperkenalkan, indeks-h telah menjadi salah satu metrik paling populer dan banyak digunakan di dunia akademik. Google Scholar, Scopus, dan platform lainnya menggunakan indeks-h sebagai alat untuk mengukur dampak dan produktivitas ilmiah peneliti. Metrik ini dianggap sebagai alternatif yang lebih adil daripada metrik lain yang lebih terfokus pada salah satu aspek saja (misalnya, hanya jumlah kutipan atau hanya jumlah publikasi).

Jadi, pastikan Anda menambahkan semua artikel di Google Scholar, yang sudah di publikasikan. Jika Anda ingin tahu bagaimana caranya, pelajari cara menambahkan artikel di Profil Google Scholar.

Sekarang, Saya akan menjelaskan tentang bagaimana perhitungan ini dilakukan. Misalnya dalam Akun GScholar Saya, memiliki 10 artikel yang disitasi, seperti daftar pada gambar berikut:

Sitasi Artikel Google Scholar Reza

Meski ke-sepuluh artikel itu memiliki kutipan, bukan berarti menghasilkan h-10. Dalam 4 artikel teratas saya, memiliki jumlah sitasi yang ≧ 4. Jadi, h-indeks yang dihasilkan adalah 4. Selanjutnya, bila Saya ingin mendapatkan 5 h-indeks, maka Saya harus memiliki 5 artikel dengan jumlah kutipan ≧ 5.

Dalam Interpretasi, Indeks-h = 4 berarti peneliti tersebut memiliki 4 publikasi yang masing-masing memiliki minimal 4 kutipan. Semakin tinggi nilai h-index, semakin besar pula kontribusi ilmiah peneliti dalam bidangnya, karena menunjukkan banyaknya publikasi yang memiliki dampak signifikan.

Dibalik penemuan hebat ini, ternyata sisi kelemahannya benar-benar terbuka. Misalnya dalam hal Self-citations yang mana pada praktiknya, penulis mengutip karya mereka sendiri. Siapa saja, bisa melakukan ini untuk naskah terbaru mereka. Saya sering menemukan ini pada naskah-naskah teman yang diterbitkan. Mereka mengutip naskah mereka sendiri.

Tetapi penelitian Gálvez dengan judul "Assessing author self-citation as a mechanism of relevant knowledge diffusion" pada 2017 silam, memberikan pendapat tentang hal ini. Lihatlah tangkapan layar ini:

Asumsi Self Citations

Gálvez mengungkapkan bahwa meskipun self-citation tidak selalu salah, jika dilakukan berlebihan, ini dapat meningkatkan jumlah kutipan secara tidak wajar, sehingga meningkatkan indeks-h tanpa memberikan dampak ilmiah yang sesungguhnya. Penulis bisa memperbanyak kutipan diri mereka dalam artikel yang lebih baru untuk mendapatkan lebih banyak kutipan yang akan dihitung dalam perhitungan indeks-h.

i10-indeks Google Scholar

h-indeks i10-indeks Reza Lubis

Indeks-i10 adalah metrik yang digunakan untuk mengukur dampak publikasi ilmiah seorang peneliti, yang diperkenalkan oleh Google Scholar. Indeks-i10 menghitung jumlah publikasi yang memiliki minimal 10 kutipan. Ini adalah metrik yang lebih sederhana dibandingkan dengan indeks-h, karena tidak menggabungkan kedalaman kutipan atau distribusi kutipan antar publikasi, melainkan hanya mengukur jumlah artikel yang telah mencapai ambang batas 10 kutipan.

Misalnya dalam data publikasi Saya di Google Scholar, itu menunjukkan i10-index = 2. Itu artinya, ada 2 naskah Saya yang mendapatkan jumlah sitasi lebih dari 10. Perhitungan ini lebih sederhana, karena hanya menggunakan ambang batas 10.

Penutup

Kedua metrik ini digunakan untuk menilai dampak dan pengaruh ilmiah dari seorang peneliti, baik dalam penilaian kinerja akademik, penerimaan penghargaan atau pendanaan penelitian, maupun perbandingan antar peneliti. Meskipun keduanya berfokus pada kutipan, indeks-h memberikan gambaran lebih menyeluruh tentang dampak total seorang peneliti, sedangkan indeks-i10 lebih fokus pada artikel yang paling signifikan dalam hal kutipan. Keduanya penting untuk memahami berbagai aspek dari kontribusi ilmiah seorang peneliti.

Jika Anda memiliki pertanyaan, jangan sungkan untuk menuliskan komentar di bawah ini. Saya menuliskan banyak hal tentang ini. Lihat halaman tentang Google Scholar Saya.

Reza Noprial Lubis
Seorang praktisi pendidikan Islam yang aktif sebagai dosen. Kadang ceramah, kadang menulis, kadang meneliti. Tetapi paling sering BERIMAJINASI. 😂
Comments